Untitled-11BOGOR TODAY – Sudah menjadi rutinitas, setiap tiga tahun sekali Kemristek Dikti khususnya Direktorat Pene­litian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M Kemristek Dikti) melakukan penilaian kinerja riset seluruh perguru­an tinggi di Indonesia.

Aspek yang dinilai antar­alain, meliputi SDM yang di­miliki perguruan tinggi (PT), dukungan lembaga, jumlah publikasi yang dilakukan dosen baik di jurnal nasional maupun internasional. Kemu­dian, jumlah penyelenggaraan forum ilmiah, jumlah pemaka­lah pada seminar baik nasion­al maupun internasional.

“Jumlah buku ajar yang dihasilkan, jumlah penelitian dengan sumber dana baik Dikti dan non Dikti serta jumlah kon­trak non penelitian dan lain lain,” ujar Humas Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Nur­wati. Dengan hasil Penilaian tersebut, setiap perguruan tinggi memiliki score tertentu yang akan menentukan di cluster mana posisi PT berada. Kemristek Dikti membagi clus­ter riset menjadi lima tingkatan yaitu, mandiri, utama, madya, binaan dan non cluster.

“Jumlah seluruh perguru­an tinggi di Indonesia kurang lebih sekitar 3320 dan dari sekian banyak PT yang masuk dalam cluster mandiri ber­jumlah 25 perguruan tinggi, cluster utama berjumlah 72 perguruan tinggi, cluster madya berjumlah 159 pergu­ruan tinggi dan cluster binaan berjumlah 1218 perguruan tinggi, selebihnya belum ma­suk dalam cluster,” jelasnya.

Pada 2013 lalu, Universitas Djuanda Bogor masuk dalam cluster madya dan pada 2016 ini Unida naik peringkat masuk dalam cluster utama. Secara keseluruhan kinirja ri­set, Unida berada di urutan ke-49 dari kurang lebih 3320 PT yang ada di Indonesia.

============================================================
============================================================
============================================================