BOGOR, Today – Hari PerlindunÂgan Lapisan Ozon Sedunia atau Hari Ozon Internasional (International Day for the Preservation of the Ozone Layer) diperingati setiap tanggal 16 SeptemÂber. Tanggal terseÂbut ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Ozon Internasional karena merupakan hari ditandatanÂganinya Protokol Montreal pada taÂhun 1987, yang menÂjadi awal kerjasama internasional untuk mengenda l i kan produksi dan konÂsumsi Bahan PeÂrusak Ozon (BPO). Hari ini diperingati untuk mengingatÂkan kepedulian masyarakat internaÂsional tentang ozon sebagai lapisan perÂisai bumi.
Peringatan ini menjadi penting, karena berbagai BaÂhan Perusak Ozon (BPO) dalam produkÂsi dan konsumsi jenis utama di seluruh duÂnia seperti CFC, Halon, Carbon Tetraklorida, Metil KloroÂform, dan Metil Bromida harus terus dikurangi. Saat ini HCFC, sebagai salah satu BPO, maÂsih banyak digunakan di sektor Air ConÂditioner (AC), Re f r i ge ra s i , Busa (Foam), Pemadam api dan Pelarut Kimia (Solvent) di Indonesia. KonÂsumsi HCFC ini harus dikurangi secara bertahap dan sudah muÂlai dilakukan sejak 2013 hingga taget mendatang di tahun 2040.
Itulah sebabnya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan Kejuruan Teknologi Baru (YKTB) Bogor ikut mengedepankan isu penting dunia dengan cara Peringatan Hari Ozon Sedunia. Berbagai kreativitas pelajar yang memanfaatkan barang bekas menjadi produk bermanfaat, ditampilkan dalam acara ini. SeÂlain itu, ratusan murid dibekali materi mengenai lingkungan agar mereka mampu menjaga dan memelihara lingkungan.
Kepala Sekolah SMP YKTB H. Mukhlis menuturkan, para siswa menjadi salah satu kunci penting dalam pemeliharaan lingkungan. “Kegiatan ini tentu sangat penting bagi pendidikan lingkungan. Mereka penting untuk mulai diajak peduli, belaÂjar mengkampanyekan lingkungan hidup dan mulai berusaha menjaga lingkungannya dengan baik,†ujarnya. Ia menegaskan, program ini akan menjadi acara tahunan di sekolahnya. “Materi yang kami berikan baru sebatas perkenalan, supaya para siswa mengenal dan mengetahui kondisi alam saat ini, dan bagaimana ke depan sehingga tumbuh rasa kepedulian untuk menjaga dan memelihara lingkungan,†lanjut Mukhlis.
Sebagai langkah konkret, sekolah akan melakukan penanaÂman pohon, pengolahan sampah dan barang bekas yang bisa mengurangi terhadap terus menguranginya lapisan ozon. “UnÂtuk sementara konsep ini masih diterapkan oleh lingkungan sekolah, salah satunya melakukan penghijauan dengan menaÂnam hidroponik yakni budidaya menanam dengan memanfaatÂkan air tanpa menggunakan tanah, dan kami harap konsep ini bisa diterapkan di tempat-tempat lainnya,†tegas Mukhlis.
Ketua Panitia “ Save Our Earth “, Desinta Permata Sari meÂmaparkan, acara ini memberi manfaat yang besar bagi para pelajar. “Melalui acara ini, siswa dapat menyadari, memahami dan bisa lebih menghargai alam, selain terbiasa dan melakuÂkan gerakan 3R: Reuse, Reduce and Recycle,†ungkapnya. Ia juga berharap kegiatan ini dapat memacu dan memotivasi berÂbagai pihak lainnya untuk dapat berkomitmen dalam mengÂhadapi tantangan-tantangan dalam upaya mengurangi Bahan Perusak Ozon.
(Rifky Setiadi)