donat-drakulaLima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan donat ber­bahan baku kulit pisang yang telah diekstrak menjadi tepung lalu diolah menjadi produk bernama ‘Donat Drakula’. Seperti apa cita rasanya?

(Yuska Apitya Aji)

LIMA mahasiswa yang terlibat dalam peneli­tian “Donat Drakula” itu dian­taranya Yani Akh­dan Rafif, ketua tim dari Fakultas Perikanan dan Kelau­tan, Oki Setiawan dari Fakultas Perikanan dan Keluatan, Rahmat Junedi (FEMA), Eva Siti Nurazi­zah dari Fakultas Peternakan, dan Aulia Novianti dari Fakulta Ekonomi dan Manajemen. “Ekstrak kulit pi­sang dilakukan sebagai peman­faatan limbah kulit pisang agar optimal. Kulit pisang diekstrak menjadi tepung, campuran ba­han baku membuat donat, dan juga varian rasa toping atau selai isi donat,” kata Rahmat Junaedi, salah satu di antara lima peng­gagas “Donat Drakula” itu di Kampus IPB Dramaga, kemarin.

Rahmat menje­laskan kulit pisang banyak mengand­ung karbohidrat, air, vitamin C, kalium, lutein, antioksidan, kalsium, vitamin B, lemak, protein, minyak naba­ti, serat, serotin, dan serotonin.

Beberapa kandungan zat gizi yang terkandung dalam kulit pisang mengandung manfaat bagi manusia, di antaranya kandungan sero­tonin yang dapat menambah “mood” karena zat tersebut memengaruhi rasa bahagia dalam tubuh manusia.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 20 April 2024

“Minyak nabati dapat meredakan rasa nyeri pada tubuh, antioksidan dapat me­nangkal radikal bebas dalam tubuh, dan kandungan vita­min serta mineralnya juga sangat berguna bagi keseha­tan tubuh manusia,” katanya.

Menurut mahasiswa Fakul­tas Ekologi Manusia (FEMA) IPB itu, penggunaan kulit pisang sebagai bahan dasar pembuatan “Donat Drakula” juga sebagai upaya men­dukung program pemerintah terkait dengan diversifikasi pangan lokal dan upaya keta­hanan pangan.

Yani Akhdan Rafif selaku ketua tim, menyebutkan se­lain kulit pisang, bahan baku pendukung “Donat Drakula” lainnya adalah labu kuning (Cucurbita Moschata Durch).

Buah tersebut dikenal di kalangan masyarakat sebagai campuran pembuat sayur, kolak, kue talam, dodol, dan cake. “Sudah seharusnya labu kuning diolah menjadi suatu produk inovatif dan bernilai ekonomi tinggi. Citra labu kuning sebagai sayuran yang murah dan biasa saja harus di­ubah menjadi sayuran bergizi tinggi dan disukai berbagai kalangan,” katanya.

Penelitian “Donat Drakula “ itu dibimbing oleh dosen dari Departemen Gizi Masyarakat FEMA Dr Drajat Martioanto. Ia mengatakan FAO gencar men­gomunikasikan agar seluruh negara di dunia mengurangi kehilangan pangan mulai dari proses produksi hingga pen­yajian. “Pemanfaatan kulit pisang yang sudah diekstrak terlebih dahulu, bagian dari upaya kita untuk mengurangi ‘food losses’ dan wasta yang saat ini gencar disosialisasikan oleh FAO,” katanya.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, Pemkab Bogor Hadirkan Layanan KB Serentak di 40 Kecamatan se-Kabupaten Bogor

Menurut dia, kulit pisang yang telah diolah menjadi tepung berkarbohidrat men­gadung amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar, dan tidak ber­bau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa. Manusia membutuhkan pati sebagai sumber energi yang penting.

“Kulit pisang bisa diubah dan dimanfaatkan untuk meningkatkan ketersediaan pangan, diversifikasi pangan, serta menciptakan sumber pangan baru,” katanya.

Ia mengatakan peman­faatan kulit pisang dan labu kuning untuk “Donat Drakula” juga menjadi alternatif lain un­tuk mengurangi ketergantun­gan terhadap impor tepung terigu maupun gandum yang nilainya mencapai tujuh juta ton. “Labu kuning juga diper­caya sebagai antibakterial, cacingan, memperbaiki status vitamin A, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Juga menja­di makanan pendamping ASI bagi bayi,” katanya.

Rahmat mengatakan “Do­nat Drakula” sudah mendapat label halal dari MUI sehingga cocok dengan masyarakat In­donesia yang mayoritas mus­lim. Harga produk tersebut, yakni Rp30 ribu per kotak ber­isi 10 donat mini dengan var­ian rasa, vanila, cokelat, dan strawberi.

============================================================
============================================================
============================================================