Oleh : Heru B Setyawan

(Pemerhati Politik)

Siapa yang tidak kenal Ratna Sarumpaet, aktivis yang lantang menyuarakan ketidakadilan sejak jaman orde baru hingga sekarang. Karena sangat pemberani pada jaman orde baru pimpinan Soeharto yang terkenal anti kritik, sehingga beliau dapat julukan telah hilang urat rasa takutnya. Tapi siapa sangka sekarang beliau membuat kesalahan dengan melakukan kebohongan publik, dengan mengaku dianiaya seseorang hingga mukanya babak belur. Padahal sejatinya itu luka bengkak adalah dampak dari operasi plastik untuk menyedot lemak yang ada pada pipinya.

Yang bikin fatal lagi, dalam berbohong tersebut beliau curhat ke Fadli Zon Wakil Ketua DPR dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden nomor urut 02. Bahkan sebagai wujud kepedulian dan membela anak buahnya yang teraniaya, karena Ratna Sarumpaet adalah anggota juru kampanye Badan Pemenangan Nasional Pasangan Prabowo-Sandi. Prabowo Subianto sampai mengadakan konferensi pers bersama dengan Amin Rais dan tokoh nasional lainnya.

Sudah bisa diduga berita ini menjadi viral dan memanaskan suhu politik yang memang sudah panas jelang Pilpres 2019. Penulis tidak akan menganalisis secara kaca mata politik, tapi penulis akan mengambil hikmah dari sisi kemanusiaan hoak yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet. Adapun hikmah dari kejadian ini adalah.

BACA JUGA :  Pemkab Bogor Bahas Optimalisasi Pemanfaatan Command Center 

Pertama, kita harus berterima kasih pada Ratna Sarumpaet. Karena mungkin kita lebih parah dari Ratna Sarumpaet dalam hal berbohong, mungkin Ratna Sarumpaet baru pertama kali bohong, Allah sudah membuka aibnya. Sementara kita sering berbohong, tapi Allah masih menutup rapat aib-aib kita. Bukankah selama menjadi seorang aktivis beliau selalu menyuarakan kebenaran dan keadilan. Jika seorang aktivis yang peduli dengan penderitaan rakyat dan kritis terhadap semua kebijakan pemerintah, pastilah tidak mungkin menjadi seorang pembohong.

Kalau kita orang biasa berbohong, dampaknya sangat kecil, paling diri kita sendiri, keluarga, teman dan tetangga kita. Tapi jika yang berbohong adalah seorang public figure, seorang pemimpin baik itu Bupati/Walikota, Gubernur apalagi pemimpin tingkat nasional seperti Presiden pasti dampaknya ya seluruh bangsa Indonesia.

Kedua, ada jiwa besar, pemaaf, ketegasan dan negarawan ada pada Prabowo Subianto. Rasanya sulit sekarang mencari seorang pemimpin yang berani minta maaf di hadapan publik, jika mereka melakukan kesalahan. Para koruptor di Indonesia, tidak ada yang minta maaf di hadapan publik selama ini. Semoga dengan kejadian ini di mulai budaya untuk minta maaf, jika seorang pejabat melakukan kesalahan. Seperti yang dilakukan oleh Prabowo Subianto, karena beliau sempat jadi korban hoak Ratna Sarumpaet dan beliau keburu mengadakan konferensi pers untuk membela Ratna Sarumpaet. Berikut pernyataan dari Prabowo Subianto terkait hoak dari Ratna Sarumpaet.

BACA JUGA :  Mudik Lebaran Naik Bus? Ini Dia 5 Cara Agar Tidak Mabuk Perjalanan

Saya mungkin termasuk pribadi yang sentimentil. Mudah tersentuh karena sebuah kabar dan kadang-kadang gampang bergegas karena tidak bisa sekedar bersimpati. Dengan sikap seperti itulah saya berbagi empati dengan sesama. Setiap kemalangan menimpa salah seorang saudara kita, menimbulkan kegelisahan yang sangat pada diriku. Tidak ada obat gelisah yang lebih mujarab selain bertemu langsung dan coba memecahkan persoalan yang ada.

Hal itu yang saya rasakan saat mendengar kabar mengenai kondisi Ibu Ratna Sarumpaet. Foto-foto beredar disertai kronologis peristiwa yang meyakinkan. Tidak hanya saya, sahabat-sahabat yang lain juga langsung tergerak hatinya begitu mendengar kabar duka yang menimpa beliau.

============================================================
============================================================
============================================================