Ditangan orang kreatif, bohlam dan bootol bekas bisa disulap menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Dari hasil tangan seorang pria asal Purwakarta ini misalnya, produk kerajinan berbahan baku limbah mampu mendatangkan peluang usaha tersendiri. Ya, Tom Iwa Kustiawan sukses membesut hasil karyanya lewat usaha yang dirintisnya bernama Tom’s Craft. Seperti apa?
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Hampir semua orang tentu akan memÂbuang lampu bohlam yang sudah putus atau botol minuman yang sudah habis karena menganggapnya sebagai sampah. Bila di mata kita tidak ada harganya, tiÂdak demikian dengan Tom Iwa Kustiawan.
Lewat tangan kreatifnya, bohlam bekas atau botol minuman bekas disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan bernilai jual tinggi. Aneka kerajinan dihasilkannya, seperti kapal dalam botol, foto pigura dalam botol, gantungan kunci, lampu hias botol hingÂga kreasi dari sampah styrofoam. Aneka kreasinya ini dihargai mulai Rp 5000 hingga Rp 250.000 per pieces.
Selain menggunakan media bohlam dan botol, ia juga membuat kerajinan lain seperti miniatur kapal, miniatur rumah, kereta model, kerajinan dari korek gas dan lain-lain. “Bagi orang yang berjiwa seni tidak susah, pembuatannya diperlukan ketelatenan, ketekuÂnan, kecermatan, dan kesabaran yang tinggi, dengan itu semua akan dihasilkan karya yang berseni,” ucap Tom.
Karyawan perusahaan swasta di Purwakarta ini meÂmang sudah menyukai hal-hal berbau seni sejak kecil. Kini, ia mengaku hanya menyalurkan hobi dan menÂgisi waktu setelah pulang kerja.
Tom memulai kerajinan ini di awal tahun 2010. InÂspirasi awal pemanfaatan botol bekas ketika menonÂton televisi yang menayangkan karya seni dari botol. “Setelah itu saya nonton sebuah pameran kerajinan,” ujarnya.
Tom yang memang hobi membuat kerajinan ini terÂtantang untuk mencobanya. Untuk media kerajinan, Tom sengaja memilih botol bekas minuman keras karena bentuknya yang unik. Khusus bahan baku botol kaca atau bohlam bekas diperoleh dari para pengepul barang rongsokan di Purwakarta.
Untuk membuat kreasi seperti kapal dalam botol, ia menyiapkan bahan tambahan lain, seperti kayu, stik es krim, tali, kain, paku dan lain-lain. “Waktu yang diÂperlukan untuk pembuatan satu kerajinan itu rata-rata seminggu,” ujarnya.
Lantaran hanya menyalurkan hobi dan menÂgisi waktu setelah pulang kerja, ia hanya melakukan produksi sesuai pesanan saja. Biasanya untuk kreasi lampu botol, ia bisa mendapat pesanan dua buah lamÂpu per minggu.
Tom sendiri fokus memasarkan produknya lewat online, seperti blog dan Facebook. Dari pemasaran online itu pesanan datang dari berbagai daerah, sepÂerti Bandung, Jakarta, Kediri, Medan, Batam, SamarinÂda, Makasar, Palu, dan Denpasar. “Konsumen saya kebanyakan dari kelas menengah, mereka membeli kerajinan untuk diadikan hadiah atau sekedar pajanÂgan di rumahnya,” ujar Tom. (KTN)