Nia S. Amira

[email protected]

Ada banyak tempat indah yang diciptakan Tuhan bagi umat manusia, namun terkadang manusia tidak menyadarinya atau bahkan mengingkarinya dengan cara merusak alam sekitarnya. Saat kita memulai suatu perjalanan, waktu seakan mengikuti seraya mendorong kita untuk sampai ke tempat tujuan sesegera mungkin.

Berbincang hangat dengan Yang Mulia Tamerlane Garayev, Duta Besar dan Berkuasa Penuh Azerbaijan untuk Indonesia di Jakarta baru-baru ini, terlihat ada kesedihan yang mendalam saat beliau berkisah tentang tanah kelahirannya, Karabakh (Garabagh). Ada luka batin yang terpendam saat Garayev menceritakan episode tragis yang terjadi di Karabakh atas nama kejahatan manusia dan perusakan alam.

Azerbaijan, negara di wilayah Transkaukasia yang terletak di persimpangan Asia Barat daya dan Eropa Tenggara, dibatasi laut Kaspia di bagian Timur, Rusia di bagian Utara, Georgia di bagian Barat laut, Armenia di bagian Barat, serta Iran di sebelah Selatan.

Republik Demokratik Azerbaijan menjadi negara dengan mayoritas Muslim pertama di Republik yang sekuler setelah negara ini memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1918. Azerbaijan juga menjadi negara Islam pertama di kawasan Transkaukasia yang memiliki “Opera House”, Teater, serta Universitas modern. Azerbaijan tergabung dengan Uni Soviet pada tahun 1920 dengan nama Republik Sosialis Soviet Azerbaijan. Kemudian pada 30 Agustus 1991, Republik Modern Azerbaijan memproklamirkan kemerdekaannya. Pada tanggal 18 Oktober, parlemen Azerbaijan mengadopsi tindakan konstitusional pada pemulihan kemerdekaan negara Azerbaijan.

Azerbaijan tidak akan ada tanpa Karabakh, kota yang memiliki arti khusus bagi bangsa ini. Karabakh bagaikan ibu dan juga identitas bagi 9 juta rakyat Azerbaijan.

BACA JUGA :  Sekda Syarifah Tinjau Penanganan Longsor dan Kebakaran di Kota Bogor

Kata Kara dari Karabakh berasal dari bahasa Turki kuno yang berarti tinggi, besar, luas, indah. Karabakh merupakan firdaus dunia yang hanya ada di Azerbaijan. Semua pohon buah yang konon hanya ada di surga dahulu tumbuh dengan subur di tanah Karabakh; pohon-pohon delima merah berbuah ranum. Pohon buat At-Tin memberikan limpahan kelezatan dan manfaat kesehatan bagi manusia, tumbuh dengan aneka macam warna buah; ungu, kuning, bahkan hitam. Berhektar-hektar lahan perkebunan anggur seolah memberikan nikmat tiada putus bagi penduduk Karabakh dan Tuhan masih melengkapinya dengan limpahan buah kurma yang besarnya hingga sekepalan tangan orang dewasa.

Piagam Deklarasi PBB tentang hak-hak manusia telah dilanggar secara brutal dan terus-menerus selama seperempat abad, sayangnya oleh Armenia, negara tetangga paling dekat lokasinya dengan Azerbaijan.

Bangsa Azerbaijan adalah bangsa yang cinta damai dan memiliki perasaan yang halus, tidak heran jika banyak bermunculan penyair terkemuka yang berasal dari Karabakh pada awal abad ke-12 dan telah menciptakan syair-syair indah yang ditulis dalam bahasa Persia dan tertuang dalam Mugham sebagai pemuliaan kepada Sang Pencipta.

Pada era 1970-an saat Radio menjadi satu-satunya alat hiburan, orang-orang Karabakh berkumpul dengan suka-cita di suatu tempat yang luas sambil mendengarkan nyanyian indah diiringi alat musik tradisional yang dibawakan sedikitnya oleh tiga orang penyair.

Setiap orang seakan terbius dengan Mugham dan asyik dengan lamunan masing-masing akan indahnya cinta. Seorang pemuda merasa terbang ke bulan membayangkan kekasih hatinya. Seorang kakek merasa terharu mengingat kisah cinta dan perjalanan hidupnya bersama sang isteri. Semua orang terhanyut perasaannya. UNESCO memberikan penghargaan untuk Mugham sebagai Mahakarya manusia atas warisan nyata bagi kemanusiaan.

BACA JUGA :  Film Kiblat Menuai Kontroversi, MUI Beri Alasannya

Berpantunlah dengan indah dan lawan anda akan kebingungan membalas pantun-pantun yang dirangkum dalam Mekhana. Dan jika puisi adalah andalan anda, bacalah untaian syair indah dalam Ashiq.

Surga dunia di Azerbaijan tidak hanya memanjakan kita dengan syair-syair yang indah, kuliner yang lezat, namun masih banyak kebaikan yang dapat kita temukan. Dengan 9 iklim yang dimiliki dari 11 iklim yang ada di dunia, Azerbaijan, negara kecil ini memiliki banyak anugerah dari Tuhan. Nakhchivan yang berarti tempat perahu Nabi Nuh a.s. terdampar telah menjadi kota yang sangat khusus bagi umat Muslim di dunia. Nakhchivan juga memiliki gunung yang terbentuk dari garam yang dapat mengobati penyakit asma dan paru-paru. Nakhchivan adalah satu-satunya tempat di dunia yang memberikan perawatan Spa menggunakan Nafthalen, bahan Spa yang terbuat dari minyak bumi.

Di tepi sungai Ganikh di ketinggian pegunungan, tinggalah suku Khinalig yang terdiri dari 2000 jiwa dan memiliki sistem alfabet yang sangat unik. Suku ini memiliki keterkaitan kuat dengan suku Albania kuno, Alazani. Khinalig merupakan peninggalan zaman purba dalam sejarah etnik Azerbaijan.

Pikiranku melayang jauh hingga ke lembah Syahdagh dan Tufandagh, kemudian memasuki gua Ashabul-Kafh dan melintasi bekas perkebunan At-Tin di Karabakh yang kini tersisa tinggal batang-batang pohon yang kering.

Azerbaijan menunggu anda dengan secangkir teh hitam dalam gelas berbentuk bunga tulip dan sepiring kecil Bakhlava.

 

============================================================
============================================================
============================================================