BOGOR TODAY – Maraknya kasus tawuran di Kabupaten Bogor jadi perhatian serius Polres Bogor. Terle­bih dengan adanya korban jiwa yang berjatuhan.

Kapolres Bogor AKBP Andy Moch Dicky menyatakan akan mengusul­kan untuk adanya penindakan se­rius terhadap kasus tawuran. Ter­masuk mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) untuk mencabut izin ope­rasional sekolah yang kerap jadi biang tawuran.

“Kita rekomendasi kepada Disdik kalau pengawasan kurang. Daripada nanti ada korban jiwa terus – terusan. Siswa sering tawuran berarti lebih baik kita rekomen­dasikan evaluasi, cabut saja izin­nya,” ujar Dicky. ­

Langkah itu diambil kepolisian sebagai upaya penanganan ber­sama. Sebab dari beberapa tawuran yang terjadi, penyebabnya adalah masalah – masalah sepe­le dan murid – murid sekolah yang terlibat tawuran cenderung sama.

“Saya minta dalam waktu dekat Disdik dan kita duduk bersama memanggil para guru sekolah kalau anak ini sekolah bawa sa­jam ini niatnya sudah tidak se­kolah lagi jadi tentu perlu penanganan bersama,” tegas Dicky.

BACA JUGA :  Raker Kormi Kabupaten Bogor, Akew Minta Pengurus 2024 Keluarkan Ide Proker

Kemudian untuk mengantisi­pasi tawuran, Dicky juga me­minta orang tua dan masyarakat ikut berperan secara bersama – sama. Masyarakat sangat penting dalam mengantisipasi tawuran. Jika ditemukan pelajar nongkrong di jam sekolah dan dicurigai bawa sajam diminta langsung laporkan kepada aparat keama­nan.

Kepada para pelajar, Dicky me­negaskan aparat keamanan tidak akan segan – segan untuk menindak mereka yang kedapatan membawa senjata tajam tanpa memandang usia akan diproses secara hukum.

”Kami dari polres tidak segan – segan bagi siapa yang tertangkap bawa sajam jangan minta ampun, jangan minta tolong minta ke­bijaksanaan. Siapa pun berapa pun umurnya akan diproses,” tegasnya.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 15 Mei 2024

Adapun terkait kronologi tawu­ran yang menewaskan pelajar SMK berinisial SV (16), Dicky menjelaskan bahwa bentrokan terjadi antara SMK Pijar Alam Gunungputri dan SMK Bina Pendidikan Cileungsi.

“Awalnya informasi dari masy­arakat kecelakaan tapi setelah diteliti ternyata kasus penyerang­an, kemudian Reskrim Polres dan Polsek melakukan pengeja­ran dan mendapatkan pelaku penyerangan, yang merupakan oknum pelajar dari SMK Bina Pendidikan Cileungsi,’’ kata dicky saat rilis di Mako Polres Bogor.

Dari hasil pengejaran, polisi berhasil menangkap 18 pelajar. Diantaranya enam orang seba­gai eksekutor dua orang pem­bawa sajam, satu provokator, ada juga yang turut membantu.

“Para pelajar tersebut sudah diamankan semua. Karena anak – anak ini masih dibawah umur, berlaku sistem peradilan anak. Jadi penanganannya agak ber­beda dengan orang dewasa,” tuturnya. (daus)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================