JAKARTA TODAY- Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, hingga kini belum memastikan diri untuk maju atau tidak di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun berpeluang untuk diusung Gerindra, yang kemungkinan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Belum, belum (pasti mencalonkan). Targetnya untuk memenangkan mandat rakyat,” kata Prabowo, kepada wartawan di kantor KPU, Menteng, kemarin. Menurut Prabowo, berpolitik bukan untuk ambisi pribadi. Melainkan jalan pengabdian kepada rakyat. “Kita di politik bukan untuk ambisi pribadi, hanya untuk mengabdi dan membela kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia,” jelasnya.

Dia menegaskan, demokrasi bukan hanya soal menang dan kalah. Tapi bagaimana melaksanakan suatu penjajakan yang bersih dalam memenuhi kehendak rakyat. “Demokrasi sistem terbaik yang ada dalam peradaban manusia. Kalau ada upaya untuk merongrong demokrasi untuk menghalangi penjajakan kehendak rakyat, ini akan merugikan kita semua sebagai bangsa,” imbuhnya.
Gerindra, lanjutnya, bertekad ikut serta dalam demokrasi dengan penuh tanggung jawab dan semangat. “Untuk mengawal demokrasi demi kepentingan rakyat Indonesia,” tutupnya.

Disinggung soal belum bersedianya maju apakah Partai Gerindra akan memberikan tiket kepada sosok lain diluar partai, misalnya Gatot Nurmantyo? Prabowo hanya tersenyum.

Sementara di tempat yang sama, Ahmad Muzani, Sekjen Partai Gerindra mengatakan, partainya saat ini sedang berharap agar Prabowo bersedia dicalonan kembali di pilpres 2019 mendatang. Setelah Prabowo berkenan, baru mereka bicara siapa pendampingnya.

“Kita sekarang ini sedang membulatkan tekad kita, kekuatan kita, energi kita untuk meminta kesediaan beliau (Prabowo Subianto, red) dulu menjadi capres dan setelah itu baru akan bicarakan tentang pendamping, koalisi dan seterusnya,” ungkap Ahmad Muzani

BACA JUGA :  APA ITU PATOLOGI ANATOMIK (PA)

Sejatinya, kata Muzani, Partai Gerindra berencana mencalonkan kembali Prabowo Subianto sebagai capres pada Pemilu 2019 mendatang. Untuk dinternal partai, tidak ada nama lain selain Prabowo.
Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan, partainya tak mempermasalahkan bila setelah pensiun sebagai Panglima TNI nantinya, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mencalonkan diri dalam pilpres 2019. Ia menilai, hal itu merupakan hak politik semua warga negara.

“Dari Gerindra, kami siapapun yang mau maju adalah hak setiap warga negara. Ini sesuai konstitusi kita. Bahwa setiap orang bebas untuk dipilih dan memilih. Dan dijamin dan memang harusnya diberikan ruang untuk itu,” kata Fadli.

Walau demikian, hingga kini mereka masih berharap Prabowo kembali maju di Pilpres mendatang. Fadli menganggap, Prabowo memiliki modal sosial dan politik yang teruji untuk diusung pada pemilu 2019.

“Kalau Pak Prabowo kan social capital and politic-nya lebih panjang jauh. Saya kira tidak ada masalah (Gatot dilirik partai-partai). Bisa complementer juga, pokoknya nanti kita lihat setelah ada aturan yang jelas presidential threshold-nya,” lanjut dia

Terpisah, Sekjen PKS, Mustafa Kamal mengatakan, peluang partainya untuk berkoalisi di pilpres 2019 kemungkinan besar dengan Partai Gerindra. Pasalnya, terang Mustafa, seluruh kader partai dakwah masih kangen dengan sosok Prabowo Subianto.

“Kader sudah cukup akrab dengan Pak Prabowo lah ya, dan itu sudah dilakukan semenjak pilpres yang lalu. Masih kangen juga dengan Pak Prabowo,” ujarnya kepada wartawan, kemarin.

BACA JUGA :  Rumah Warga Sukabumi Terbakar usai Tersambar Petir saat Hujan Deras

Kendati demikian, sambung Mustafa, PKS belum menetapkan siapa calon yang akan diusung. Harus ada proses formal untuk menentukan siapa akan diusung atau didukung. Sepanjang belum ada keputusan formal, para kader juga berhak menyampaikan aspirasinya.

“Selama itu belum ada (keputusan, red) formal, kader juga berhak punya aspirasi-aspirasi baru dan kita menampung. Kita senang kalau kader bisa mengekspresikan misalnya ingin figur dari internal PKS atau eksternal,” imbuhnya.

Disinggung nama Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mulai meramaikan bursa calon presiden untuk pilpres 2019? Mustafa hanya tersenyum.

Politisi PKS, Nasir Djamil menilai, Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo memang memiliki integritas, kapasitas dan kompetensi. Namun, kekurangannya secara keterpilihan, Gatot belum memiliki elektabilitas untuk meraup suara.

“Soal integritas, kapasitas, kompetensi dan lain sebagainya, barangkali Pak Gatot punya. Tapi elektabilitas nah ini kan belum. Kita lihat saja nanti,” kata anggota Komisi III DPR RI itu, kemarin.
Disinggung apakah kehadiran Gatot pada acara Fraksi PKS beberapa waktu dinilai sebagian kalangan sebagai pendekatan PKS untuk menjajaki kemungkinan mengusungnya pada pilpres 2019? Nasir mengatakan, hal itu hanya pandangan publik. Bagi PKS, masih terlalu dini berbicara soal capres. Partai politik sangat berhati-hati dalam mengusung seorang calon presiden.

“Masih terlalu dini menurut saya ya kalau kemudian kita bicara soal presiden. Itu soal elektabilitas dan tentu PKS punya mekanisme penjaringan dari kader-kader,” pungkasnya. (Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================