BOGOR TODAY – Prihatin akan kondisi lingkungan dan pemanasan global yang terus terjadi, bukanlah dijawab dengan berpangku tangan atau update status. Mahasiswa sebagai generasi cendikia sudah saatnya melakukan aksi nyata, berinvestasi demi bumi di masa mendatang.

Karbon dioksida (CO2) atau zat asam arang adalah salah satu sumber polusi yang banyak dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan atau pencemaran lingkungan. Jumlah karbon dioksida terus meningkat dan yang bisa diserap pohon-pohon dan hutan dunia hanya 40 persen. Sedangkan setiap tahun, ada 38 miliar ton karbon dioksida yang dihasilkan manusia.

Hutan di negara-negara tropis seperti Indonesia, menjadi salah satu paru-paru dunia yang berfungsi menjaga keseimbangan bumi. Peningkatan kadar karbon dioksida yang tidak bisa terserap akan mengganggu atmosfer bumi dan memicu pemanasan global.

Jika hutan rusak maka makin sedikit karbon dioksida yang terserap. Dan gas yang tidak terserap tersebut akan tertahan di atmosfer bumi sehingga bumi menjadi panas. Di kota-kota besar penanaman pohon-pohon di pinggir jalan mampu menyerap karbon dioksida dari asap kendaraan.

”Sudah saatnya generasi melakukan aksi nyata. Tak hanya membuat status galau, kita bisa kampanyekan peduli lingkungan di sosial media. Dan hari ini, sudah 10 tahun kami lakukan aksi peduli lingkungan melalui kegiatan TGC In Action,” ujar Gintang Nugraha, Ketua Pelaksana Aksi Lingkungan The 10th TGC In Action 2017 kepada Bogor Today, Sabtu (9/10/2017) lalu.

Menurut Gintang, anak muda harus menjadi agen yang menginspirasi dalam melihat kepekaan masalah lingkungan. Itulah sebabnya, Mahasiswa Himpunan Profesi Tree Grower Community (TGC) Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor menyelenggarakan kegiatan Aksi Lingkungan yang ditujukan kepada mahasiswa, akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pemerintah Kota Bogor, dan masyarakat umum. Kegiatan yang mengusung tema “Urban Forest: Pengoptimalan Fungsi Hutan sebagai Serapan Karbon” dipusatkan di Taman Heulang, Bogor.

BACA JUGA :  Kecelakaan Mobil Pikap di Kendal Terbalik ke Sawah, Angkut Wisatawan

Melalui kegiatan itu, dilakukan penanaman 100 bibit pohon meranti dan 100 bibit pohon kedoya sepanjang jalan Ahmad Yani hingga jalan Dadali Kota Bogor serta pembagian bibit buah jambu biji dan sirsak kepada masyarakat sekitar. Acara semakin meriah dengan adanya penampilan akustik dari “Rainy of 15” dan pembagian doorprize. “Ini merupakan upaya kampanye agar masyarakat juga terus tumbuh kesadarannya untuk menanam pohon,” tambah Gintang.

Ia bertutur, pohon meranti dan kedoya dinilai paling efektif melakukan penyerapan karbon sehingga membantu mengurangi resiko pemanasan global. Selain itu, kawasan Ahmad Yani dan Dadali merupakan kawasan yang diprioritaskan bagi tanaman jenis kenari. Selain berfungsi sebagai serapan karbon, jenis bibit yang dipilih juga berfungsi untuk mengembalikan habitat burung yang hidup di sekitar kawasan Taman Heulang.

Bagi kesehatan, CO2 dapat memberikan dampak jangka pendek secara langsung antara lain memicu gangguan pernapasan serta meningkatkan risiko kanker. Sementara dalam jangka panjang, perubahan iklim yang ditimbulkannya akan memunculkan banyak penyakit baru. “Jika kita tahu berbagai dampak akibat peningkatan kadar karbon dioksida, kita seharusnya melakukan aksi demi kondisi lingkungan yang lebih baik di masa mendatang,” tegasnya.

BACA JUGA :  2 Warga di Malang Dibacok Cerulit, Diduga Gegara Rebutan Lahan Parkir

Kegiatan dibuka oleh Dr. Ir. Cahyo Wibowo, M.Sc.F.Trop dari Departemen Silvikultur yang sekaligus membuka acara Aksi Lingkungan secara simbolik. Sebelum melakukan penanaman, peserta juga dibekali materi mengenai karbon, pentingnya hutan kota sebagai serapan karbon, dan teknik penanaman bibit yang tepat.

Sekitar 83 orang hadir dalam acara Aksi Lingkungan ini, yang terdiri dari 60 mahasiswa IPB dan di luar IPB, 3 orang dosen dan staff, 10 orang volunteer dari Yayasan Indonesi Hijau dan sekitar 10 orang perwakilan Pemerintah Kota Bogor dan Dinas Pertamanan yang turut membantu terlaksananya kegiatan Aksi Lingkungan.

Humas Aksi Lingkungan The 10th TGC In Action 2017, Eka Khaula Rizqia mengungkapkan kegiatan ini juga dilengkapi dengan berbagai bentuk kegiatan lainnya berupa Lomba Tingkat Nasional yaitu Lomba Debat, Essai, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Fotografi. “Pada dasarnya kegiatan Aksi Lingkungan melalui penanaman pohon dan pembagian bibit ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya peran hutan kota sebagai serapan karbon dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dengan menanam pohon,” ungkap Eka.

Sementara, Shinta Fatmala yang juga Humas dalam kegiatan tersebut berharap agar peran aktif masyarakat setelah kegiatan ini berlangsung terus berjalan sebagai kesadaran bersama pentingnya menjaga lingkungan. “Kita masih dapat memperlambat terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim dengan cara yang sederhana seperti memulai menanam pohon,” tegasnya. (Rifky Setiadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================