Oleh Heru B. Setyawan (Pemerhati Pendidikan & Anggota PGRI Kota Bogor)

 Presiden Joko Widodo meminta penegak hukum tidak ragu untuk menindak kelompok yang anti Pancasila dan menentang UUD 1945. Ia tegas menyebut jika Partai Komunis Indonesia muncul, juga harus ditindak tegas.”Saya katakan kepada Kapolri jangan terpengaruh pakai hitung-hitungan yang lain. Kalau ada bukti silahkan ditindak. Kalau gebuk, ya gebuk saja! Jangan sampai ragu-ragu. Organisasi yang sudah jelas bertentangan dengan Pancasila, UUD 45 dan hukum harus ditindak,” kata Presiden di Istana Merdeka saat bertemu pemimpin redaksi media nasional di Jakarta, CNN Indonesia, Rabu (17/5).

Apakah komunisme itu, komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848.

Secara umum komunisme berlandaskan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama. Dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).

Ciri-ciri komunis adalah Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan individu menguasai alat-alat produksi. Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus), revolusi itu menjalar ke seluruh dunia.

Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertugas  membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi

Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.

BACA JUGA :  Laga Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 Disorot Media Internasional

Kebaikan dari ideologi komunisme menganggap semua orang itu sama, sehingga dalam ajarannya komunisme memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur dan masyarakat komunis tanpa kelas dan juga mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.

Karena ajarannya itu, banyak rakyat jelata yang miskin sangat tertarik untuk menganut ideologi komunisme tersebut. Hal itu bukan disebabkan karena propaganda ajarannya saja, tetapi juga karena tindakan-tindakan nyata untuk mencukupi kebutuhan material mereka.

Contoh Negara komunis adalah RRC dengan jumlah penduduk lebih dari 1,1 milyar. Kita tidak pernah dengar kelaparan dan ketelanjangan di Cina. Karena komunisme disana mampu memenuhi janji memakmurkan rakyat, komunisme di Cina laku. Namun, supaya tetap laku, komunisme Cina mengalami liberalisasi. Dalam bidang ajaran, RRC juga mengadakan lilberalisasi, seperti merebaknya kebebasan beragama dan beribadah. Jadi komunisme asli tidak ada lagi. (berbagaireviews.com)

Meski sekarang komunis sudah mengalami perubahan, tapi kita tidak boleh terlena, karena sekarang yang ada adalah komunis gaya baru, ini bisa dilihat dari data dan fakta yang ada di masyarakat. Setelah reformasi pada tahun 1998 ada fenomena  menarik, yang mengindikasikan kebangkitan PKI secara sistimatik, yaitu:

Adanya usulan untuk mencabut TAP/MPRS/NO XXV Tahun 1966 Tentang pembubaran dan pelarangan PKI. Peniadaan LITSUS (Penelitian Khusus) bagi pejabat publik untuk buktikan bersih diri dari unsur PKI. Akibat tanpa LITSUS ini banyak anak keturunan PKI yang masih mengusung ideologi komunis menjadi pejabat publik di daerah dan bahkan di DPR Pusat. Penghentian pemutaran film G30S/PKI di televise nasional. Sebaliknya adanya film yang pro PKI yaitu film Senyap. Terbitnya buku-buku yang membela PKI secara meluas dan dijual bebas. Maraknya pembelaan terhadap PKI di media cetak, elektronik dan medsos yang demonstratif dan provokatif.

Munculnya Ormas, LSM dan Orsospol yang berhaluan PKI seperti PRD, PEPERNAS, PAKORBA dan YKPP 65/66. Adanya pagelaran seni, seminar, dialog, symposium dan temu kangen untuk membela PKI. Posisi Komnas HAM dan LSM liberal membela mati-matian PKI atas nama HAM.

Usulan penghapusan kolom agama pada KTP, sehingga anggota PKI ada kesempatan untuk tidak mengisi agama pada KTPnya. Adanya desakan dan tekanan kepada Presiden Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi agar minta maaf pada PKI, Alhamdulillah semua Presiden ini tidak mau minta maaf pada PKI.

BACA JUGA :  Warga Mengwi Digegerkan dengan Pria Misterius Penuh Luka Bagian Wajah Tergeletak di Jalanan

Semakin mesranya hubungan pemerintah RI dengan pemerintah China dalam berbagai bidang. Diantaranya dibangun dan diresmikannya Monumen Laskar China di TMII oleh Mendagri Cahyo Kumolo. Sepanjang sejarah perjuangan kemerdekaan RI tidak ada laskar China, kecuali Poh An Tui yang tercatat sebagai pengkianat.Partai penguasa di Indonesia bekerjasama dengan Partai Komunis China secara terbuka. Anjuran Presiden untuk menggunakan mata uang China Yuan dalam perdagangan internasional.

Munculnya jargon-jargon PKI seperti revolusi mental, sama rata sama rasa, masyarakat tanpa kelas. Muncul lambing PKI palu arit di kaos, medsos dan tempat umum serta munculnya tokoh-tokoh PKI di HUT RI dan baliho Bandara Soekarno-Hatta.

Pengguliran RUU KKR (Komisi Kebenaran Rekonsiliasi) untuk mencari pembenaran PKI. Simposium tentang PKI pada tahun 2016 yang menempatkan PKI sebagai korban. Usulan pencarian dan penggalian kuburan massal anggota PKI dengan mengabaikan pembantaian yang dilakukan PKI. Sejumlah tokoh pendukung PKI menggalang dukungan untuk mengelar pengadilan internasional mendukung PKI.

Jadi bukti-bukti ini terlalu kuat, memang PKI akan bangkit lagi di Indonesia bahkan di dunia. Peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia) adalah sejarah teramat kelam bagi bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang beradab dan beragama kita semua harus memaafkan PKI, tapi kita tidak boleh melupakan kekejaman yang pernah PKI lakukan. Kata Bung Karno Jas Merah (jangan melupakan sejarah).

Jadi cara gampang untuk gebuk PKI adalah amalkan Sila pertama dari Pancasila yaitu Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam hidup sehari-hari. Jika kita semua mengamalkan Sila pertama ini, maka Masjid akan penuh di setiap shalat wajib lima kali sehari, bukan penuh pada shalat jum’at saja serta dua hari raya, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha

Pengajian, tabligh akbar, majelis ilmu, majelis dzikir, majelis sholawat, kajian Islam juga penuh dan meriah di seluruh negeri. Para pemimpin dekat dengan Ulama, bukan malah mengkriminalisasi Ulama seperti sekarang ini. Dengan kondisi seperti ini, otomatis PKI dengan paham komunisnya tidak laku dan akan hilang dengan sendirinya. Jayalah Indonesiaku. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================