JAKARTA TODAY – Halimah Yacob merupakan pemimpin Singapura pertama dari etnis Melayu dalam 47 tahun terakhir. Presiden wanita pertama di Singapura ini memiliki perjalanan hidup yang panjang hingga karir politik mengantarnya menjadi presiden. Halimah kecil dulunya merupakan penjual nasi padang.

Perjuangan Halimah kecil diawali ketika sang ayah meninggal dunia saat Halimah berusia 8 tahun. Halimah tinggal bersama ibu dan 4 saudara laki-lakinya di satu petak kamar di apartemen di Jalan Hindu, Singapura.

Halimah kala itu bersekolah di Singapore Chinese Girls ‘School dan Tanjong Katong Girls.’ Sebelum berangkat sekolah, ia harus bangun lebih pagi sebelum matahari terbit dan membantu ibunda berjualan nasi padang di sebuah gerobak dorong di Shenton Way.

Terkadang Halimah harus mengerjakan tugas di sela mengelap meja dan mencuci piring. Tak jarang Halimah juga harus menunggak biaya sekolah karena keterbatasan ekonomi.

Semangat Halimah untuk meneruskan pendidikan tak kendur. Selepas SMA, dia mendaftarkan diri ke Fakultas Hukum Universitas Singapura. Lagi-lagi dia tak tahu dari mana biaya kuliahnya nanti. Namun kecerdasannya membuat Halimah mendapatkan beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore sebesar 1.000 dolar Singapura.

BACA JUGA :  Penemuan Jasad Pria Tergeletak di Trotoar Simpang Sentul, Luka Robek Dibagian Punggung

Sang kakak yang saat itu juga sudah bekerja juga membantu 50 dolar Singapura per bulan. Halimah menyelesaikan kuliah pada 1978 dan kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) sebagai divisi hukum. Dia aktif memperjuangkan hak-hak pekerja.

Pada 1999 – 2001, Halimah tercatat sebagai orang Singapura pertama yang duduk di lembaga buruh internasional (International Labour Organisation/ILO). Tahun 2001 dia terjun ke dunia politik dan terpilih sebagai anggota parlemen Singapura dari Partai Aksi Rakyat (People’s Action Party/PAP).

Di tahun 2013 Halimah menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua Parlemen (Group Representation Constituency) Singapura. Kemudian Minggu, 6 Agustus 2017 lalu dia mengumumkan maju di pemilihan Presiden Singapura.

Halimah Yacob tidak perlu menjalani proses pemungutan suara secara nasional untuk bisa menjabat Presiden Singapura yang baru, setelah kandidat lainnya gugur. Setelah terpilih sebagai Presiden, Halimah memutuskan untuk tetap tinggal di rumah susun (rusun) alias apartemen miliknya di sekitar daerah Yishun, daerah perumahan di bagian utara Singapura.

BACA JUGA :  Pj Gubernur Jawa Barat Pimpin Upacara Hardiknas di Kota Bogor

“Saya tetap tinggal di Yishun. Tempatnya sudah enak, nyaman, dan saya sudah tinggal di sana selama bertahun-tahun,” katanya seperti dikutip dari Straits Times.

Apartemen yang sudah ditinggalinya selama 30 tahun lebih itu memang sangat lapang. Terdiri dari dua lantai dan masing-masing punya empat dan lima kamar tidur.

“Ukurannya seluas griya tawang (penthouse),” kata Abdullah Alhabshee, suami Halimah.

Halimah menyerahkan masalah keamanan saat dirinya tinggal di apartemen kepada Kementerian Pertahanan. “Saya serahkan ke Kementerian Pertahanan. Saya rasa mereka tahu bagaimana caranya mengamankan lokasi,” katanya.

Menurutnya, hidup di apartemen lamanya itu memberikan keuntungan tersendiri, terutama dari segi kesehatan. Selama ini Halimah selalu menggunakan tangga untuk keluar masuk apartemennya di lantai 6 itu.

“Kondisi kesehatan saya sangat bagus. Setiap pagi saya olahraga minimal 45 menit,” ujarnya. (Iman R Hakim /dtk)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================