JAKARTA TODAY- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih mencari investor untuk menyuntikkan modalnya pada PT Merpati Nusantara Airlines. Maskapai pelat merah itu terpaksa menyetop operasionalnya pada Februari 2014 lalu karena terlilit masalah keuangan hingga minus Rp5,3 triliun.

“Sudah memasuki era mencari investor. Setelah itu baru kami ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kalau memang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan privatisasi,” tutur Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro di kantor Kementerian BUMN, Selasa (12/9).

BACA JUGA :  Wedang Tape Ketan, Santapan Hangat Enak Dinikmati Saat Hujan

Menurut dia, tidak mudah mencari pihak yang mau menjadi investor maskapai yang banyak melayani penerbangan perintis ini. Apalagi, bisnis penerbangan terbilang bisnis yang sulit dikelola.

Kendati demikian, lanjut Aloysius, beberapa investor sudah menyatakan ketertarikan untuk menanamkan modalnya. Namun, Kementerian BUMN masih mengkaji agar bisa merangkul investor terbaik.

Tak cuma itu, Kementerian BUMN juga terus fokus pada upaya penyelesaian hak lebih dari 1.000 karyawan yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hingga kini, sebanyak 98 persen dari karyawan perusahaan yang di-PHK telah menerima pesangon.

BACA JUGA :  Shin Tae-yong Optimis Timnas Indonesia Menang Lawan Korea

“Pembayaran (hak) tidak 100 persen, tetapi kami sudah mendapatkan kesepakatan dengan pekerjanya,” jelasnya.


Lebih lanjut ia menuturkan, meskipun bisnis penerbangan terhenti, dua anak perusahaan masih beroperasi dan menghasilkan profit.

Yaitu, PT Merpati Maintenance Facility (MMF), anak usaha yang bergerak di bidang perawatan dan perbaikan pesawat, dan Merpati Training Center (MTC), anak usaha yang bergerak di bidang pendidikan pilot dan pramugari.
(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================