Oleh Heru B. Setyawan (Pemerhati Pendidikan & Guru Senior SMA Pesat)

Mengapa bangsa Indonesia sudah tujuh puluh dua tahun merdeka, tapi masih menjadi negara berkembang dari dahulu dan sampai sekarang belum menjadi negara maju? Pertanyaan ini akan terjawab setelah kita membahas level perayaan kemerdekaan yang telah dilaksanakan bangsa Indonesia. Baik penulis akan membahas level perayaan kemerdekaan yang selama ini sudah dilaksanakan oleh masyarakat di seluruh tanah air.

Level pertama, perayaan kemerdekaan yang sia-sia dan bernilai maksiat. Contoh dari level ini adalah kita pasif, cuek, tidak terlibat pada kegiatan perayaan kemerdekaan bahkan terkesan merendahkan perayaan kemerdekaan ini.

Sedang perayaan kemerdekaan yang bernilai maksiat adalah kita mengadakan konser dangdut dengan penyanyi yang mengumbar aurat, gerakan penyanyi yang erotik dan para penonton pada nyawer. Ini sungguh terjadi dan penulis lihat sendiri di beberapa tempat bahkan di kampung dekat perumahan penulis.

Para pahlawan yang telah gugur di alam sana, pasti sedih dan menangis melihat ini. Kemerdekaan yang susah payah di raih bangsa Indonesia dengan pengorbanan jiwa serta raga, hanya di rayakan dengan hal sia-sia bahkan ada yang bernilai maksiat.

Yang menyedihkan harusnya para pemimpin melarang atau minimal tidak ikut joget. Ternyata masih ada juga beberapa pemimpin yang ikut berjoget dengan penyanyi yang sexy. Kalau seorang pemimpin yang sudah soleh atau solehah, tidak akan mau ikut joget dangdut, karena pasti tidak nyaman dan malu untuk melakukannya.

Level ke dua, perayaan kemerdekaan yang standart dan umum. Level ini adalah yang kebanyakan di rayakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu berbagai lomba khas tujuh belas agustus. Lomba ciri khas tujuh belas agustus di Indonesia adalah panjat pinang, balap karung, balap bakiak,makan kerupuk, pukul bantal di kolam, memasukkan kelereng di botol dan balap kelereng dengan sendok.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, 27 April 2024

Yang perlu dikritisi dari berbagai lomba tujuh belas agustus ini adalah faktor keselamatan, kesopanan dan kepatutan agar tidak melanggar ajaran agama kita. Keselamatan lomba panjat pinang memang perlu perhatian dari kita semua. Sudah ada korban pada tahun ini, terjadi di Bandung, karena pohon pinangnya setinggi tujuh meter.

Selain itu apa tidak berbahaya ditinjau dari segi kesehatan pada lomba panjat pinang ini, seorang yang berada paling bawah diinjak oleh beberapa orang. Jadi perlu tinjauan khusus dari segi kesehatan dan keselamatan, agar tontonan yang menarik dan heboh ini juga aman untuk peserta panjat pinang.

Sementara dari segi kesopanan adalah lomba joget berpasangan laki-laki dan perempuan dengan balon menempel di kepala, ini juga kurang bagus. Dari segi kepatutan adalah lomba makan krupuk sambil berdiri, bukankah makan sambil berdiri itu dilarang agama, serta dari segi kesehatan makan sambil berdiri itu bisa merusak ginjal.

Bukankah Rosul kalau makan duduk? Sementara kalau orang barat, makannya sering berdiri, sehingga menjadi tradisi orang barat kalau pesta makannya sambil berdiri (standing partay) Dan anehnya tradisi standing partay ini diikuti oleh orang Indonesia, jika kondangan penikahan di gedung.

Padahal kalau kita mengikuti sunnah Rosul, seperti makan sambil duduk, hidup kita makin berkah, bisa jadi bangsa Indonesia belum berkah, bahkan sekarang makin tertpuruk, karena sebagian besar masyarakat Indonesia belum melaksanakan sunnah Rosul.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling, Selasa 23 April 2024 di Kota Bogor

Level ke tiga, perayaan kemerdekaan dengan siap berkorban untuk bangsa dan negara. Yang termasuk pada level ini adalah donator, panitia dan siapa saja yang berkorban dengan waktu, tenaga, pikiran, ide, gagasan, harta benda dan lain-lain untuk kelancaran serta keberhasilan perayaan kemerdekaan RI.

Ciri karakter level ke tiga ini sudah baik dibanding level satu dan dua, karena sudah ada jiwa berkorban, nasionalisme, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, disiplin, kreatif, pantang menyerah, berpikiran positif, mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, golongan dan suku bangsa.

Level ke empat, perayaan kemerdekaan dengan prestasi gemilang. Inilah puncak dari level perayaan kemerdekaan, karena setelah memiliki sifat karakter level tiga, mereka akan memberikan prestasi yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.

Seorang yang mempunyai prestasi gemilang dibidangnya masing-masing, pastilah punya karakter level tiga, ditambah karakter kuat, percaya diri, bermental juara, dan mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.

Sayangnya untuk kondisi sekarang kebanyakan masyarakat Indonesia masih pada level satu dan dua. Padahal level satu itu berciri karakter negatif, sedang level dua itu berciri karakter biasa-biasa saja. Harusnya untuk menjadi bangsa yang maju serta disegani di dunia internasional, karakter masyarakat Indonesia minimal di level tiga dan level empat. Dengan modal level tiga dan level empat, akan mudah untuk bangsa Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Jayalah Indonesiaku. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================

2 KOMENTAR

  1. Bagus pak, cuma kalo lebih di tambah pake gambaran atau apa gitu. Mungkin lebih bagus lagi. Dan lebih menarik